We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Minggu, 30 Maret 2014

7th Class Review




Bahkan Ahli Bahasapun Berkawan dengan Sejarah


“The scariest moment is always just before you start.”
Stephen King, On Writing: A Memoir of the Craft
            Sungguh tidak pernah terbantahkan bahwa kita sering cemas dengan apa yang biasanya belum kita ketahui kejadiannya. Kita sering takut pada apa yang biasanya kita asumsikan akan terjadi dan itu menakutkan. Ketakutan akan lebih menjadi dan merajalela menguasai diri apabila kita berfikir bahwa apa yang kita harapkan tak sesuai dengan kenyataan. Walau terkadang itu semua hanyalah sebuah ilusi dan imajinasi.
             “Don't tell me the moon is shining; show me the glint of light on broken glass.”

            Menulis katanya menemukan ceruk-ceruk baru. Menggali sesuatu yang belum diketahui. Menulis seperti seorang arkeolog. Mencari artefak-artefak sisa-sisa kehidupan zaman dulu yang tersembunyi yang belum dapat diketahui. Jadi arkeolog layaknya seorang penulis. Tugasnya mencari informasi yang belum diketahui dan memberikan pengetahuan yang baru bagi pembaca. Kemudian artefak juga dapat dianalogikan sebagai sebuah tulisan. selain apa yang seperti dikatakan oleh lehtonen bahawa “text is artifact” bahwa tulisan akan selalu ada. Namun tulisan juga harusnya sebagai layaknya sebagai artefak, yang jika orang mengetahui atau melihatnya mereka akan ‘amazing’ dan mendapatkan informasi dan pengetahuan darinya. Jadi pada dasarnya, salah satu tugas penulis adalah menemukan pemahaman-pemahaman baru.
            Kemudian yang disebut sebagai hal-hal baru ialah suatu hal yang sebenarnya masih tertutup rapat dan masih menjadi rahasia oleh sebagian orang demi kepentingan tertentu. Jadi tugas penulis ialah menguak sesuatu yang belum terungkap. Jadi sebenarnya ketika seorang penulis ingin menemukan hal-hal baru, dia harus menguak suatu hal dari sisi yang berbeda.        Hal ini juga telah dicontohkan oleh Howard Zinn dalam bukunya. Howard Zinn dan Elliot Marison sama-sama mengemukakan tentang Columbus. Namun ternyata howard zinn menguak tentang howard zinn dari sisi yang lain sehingga dia menemukan ceruk-ceruk baru
. “menulis memang bukan mengeluarkan, tetapi aktivitas membobol berbagai sekat dalam diri dengan di luar dirinya, dengan apa yang menggelisahkannya sehingga mencapai kemapanan rasa untuk digelisahkan kembali.”
Dian Nafi, Mayasmara

            Menulis adalah masalah menciptakan affordance dan mengeksplorasi potensi makna. Selain itu menulis sebuah semogenesis (making-meaning). Dimana setiap teks bertujuan untuk menghasilkan makna. Jadi dapat kita ketahui bahwa sebenarnya menulis adalah menciptakan sebuah teks dengan cara mengeksplorasi makna yang akan tercipta didalamnya.
            Sejarawan serta ahli bahasa mempunyai tujuan yang sama yaitu memahami value melalui proses diachronic. Perlu diketahui bahwa proses diachronic dalam sudut pandang sejarah yaitu melihat suatu peristiwa berdasarkan waktu dan bersifat memanjang. Sedangkan proses diachronic dalam bahasa ialah proses mengkaji bahsa dalam masa yang tidak terbatas. Bisa sejak awal masa kelahiran bahasa tersebut hingga masa punahnya suatu bahasa. Kajian ini bersifat historis dan komperatif. Jadi dapat kita tarik kesimpulan bahwa proses diachronic yang dilakukan ahli bahasa akan bersangkutan dengan ahli sejarah karena ahli bahasa membutuhkan sejarah dalam kajiannya.
            proses menemukan disini sebenarnya sama saja antara tugas dari penyair, ahli dan bahasa serta sejarawan. Ketiganya mempunyai tujua nyang sama yaitu menemukan ceruk baru. Proses yang dilakukan ketiganya pun sama saja yaitu melalui proses literasi. Dimana seorang penyair harus menulis untuk membuat makna yang terkandung dalam setiap baris katanya yang bersifat halus. Ahli bahasa juga harus menulis dalam rangka menemukan ceruk baru sedangkan historian juga harus menulis dalam rangka menemukan ceruk baru yaitu dengan cara memandang suatu sejarah dari sisi yang berbeda.
Jadi, kesimpulan class review ini ialah bahwa seorang penulis seharusnya dapat menemukan ceruk-ceruk baru. Ceruk baru dalam hal ini ialah mengungkapkan sesuatu yang masih tersembunyi. Jika dilihat dari seorang sejarawan, menemukan ceruk-ceruk baru ialah memandang suatu peristiwa atau sejarah dari sisi yang berbeda. Dari sisi yang orang lain belum pernah memikirkannya. Seperti halnya seorang penyair. Seorang penyair juga mengemban tugas untuk menemukan ceruk baru mellui kata halusnya yang tersirat makna di dalamnya. Kemudian ada kesamaan tujuan antara sejarawan dan ahli bahasa. Keduanya sama-sama bertujuan memahami value melalui proses diachronic. Jadi pada dasarnya seorang penyair, sejarawan, dan ahli bahasa, ketiganya sama-sama bertugas menemukan ceruk baru melalui proses literasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic