We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Kamis, 20 Februari 2014

Rekayasa Literasi





Chapter review

Di dalam bab 6 ini, pak Haidar mencantumkan beberapa metode atau pendekatan-pendekatan amg dilakukan oleh para ahli bahasa terhadap pengajaran bahasa asing yang terbagi menjadi 5 garis besar.
*        Pendekatan struktural dengan grammar translation methods.
Mtode ini menggunakan fokus pembelajarannya pada bahasa tulis dan penguasaan tata bahasa.
*        Pendekatan Audiolingual atau dengar ucap
Pendekatan tersebut berprioritas terhadap latihan dialog-dialog pendek untuk dikuasai oleh siswa.
*        Pendekatan kognitif dan transformatif
Pendekatan kognitif ini berfokus pada menyalurkan dan menumbuhkan potensi-potensi yang telah ada dalam diri siswa khususnya dalam hal berbahasa.
*        Pendekatan communuicative competence
Pendekatan itu dietus oleh Hymes(1976) dan Widdowson(1978) yang menjelaskan tujuan dari pengajaran bahasa adalah menjadikan siswa mampu berkomunikasi dalam bahasa target, mulai dari komunikasi terbatas sampai dengan komunikasi spontan atau alami.
*        Pendekatan Literasi
Pendekatan ini berdasarkan kurikulum 2004 di Indonesia yang menerangkan bahwa tujuan dari pembelajaran adalah mnjadikan siswa mampu menhasilkan wacana yang sesuai dengan tuntutan kontek komunikasi.  Pembelajarannya pun dilakukan menjadi empat tingkatan, yaitu:
1.      Membangun pengetahuan
2.      Menyusun model-model teks
3.      Menyusun teks secara bersama-sama
4.      Menciptakan teks sendiri
Definisi Literasi
Dalam ilmu kebahasaan, kata literasi tentu sudah tidak asing lagi didengar oleh guru yang berkecimpung di dunia bahasa.  Kata literasi ternyata memiliki arti yang cukup luas seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan teknologi.  Arti literasi yang lama adalah kamampuan seseorang dalam hal membaca dan menulis.  Pada zaman yang cukup kejam ini, kemampuan baca-tulis saja tidak cukup .  kita dituntut untuk bersaing di kalangan dunia yang telah mengglobal ini.  Atas dasar itu lah para ahli atau pakar dari pendidikan dunia mengeluarkan pradigma baru dalam menafsirkan litersi dan pembelajarannya seperti literasi komputer, literasi media dan sebagainya.
Adanya perubahan makna literasi (bisa dilihat hal :160 bab 6) disana terdapat perubahan makna yang sudah tentu mengakibatkan perubahan terhadap pembelajarannya.  Rujukan literasi yng cenderung semakin luas dn kompleks, lain halnya dengan rujukan linguistik yang cenderung relatif konstan.  Literasi sudah jelas erat kaitannya dengan penggunaan bahasa, dan kini merupakan kajian lintas disiplin yag saling berhubungan.
*        Dimensi Geografis(loksl, nasional, regionsl, internasional)
*        Dimensi Bidang (pendidikan, komunikasi, administrasi, hiburan, militer,dll)
*        Dimensi Ketrampilan (membaca, menulis, menghitung, berbicara)
*        Diensi Fungsi (memecahkan persoalan, mendapatkan pekerjaan, mencapai tujuan, mengembangkan potensi diri)
*        Dimensi Media (teks, cetak, visual, digital)
*        Dimensi Jumlah (satu, dua, beberapa)
*        Dimensi Bahas (etnis, lokal, nasional,regional, internasional)
Di bawah ini, ada 10 gagasan mengenai literasi yang menunjukan perubahan pradigma literasi sesuai dengan perkembangan zaman serta ilmu pengetahuan sekarang ini.
Ø  Ketertiban lembaga-lembaga sosial
Di I ndonesia banyak sekali lembaga-lembaga sosial.  Misalnya, Rt, Rw, kelurahan sampai dengan DPR yang tentunya menjamin ketertiban sosial.  Dengan menjalankan dalam fasilitas bahasa, ini akan menumbuhkan bahasa birokrasi atau bahasa politik.
Ø  Tingkat kefasihan relatif
Kefasihan berbahasa sangat diperlukan dalam interaksi sebagai peran fungsional dalam setiap interaksi.
Ø  Pengembangan potensi diri dan pengetahuan
Literasi merupakan suatu hal yang sangat penting untuk membekali orang-orang mengembangkan segala potensi yang ada dalam dirinya masing-masing.
Ø  Warga masyarakat demokratis
Prioritas adanya pendidikan yakni tidak lain untuk menhasilkan manusia yang memiliki literasi memadai sebagai warga negara yang demokratis.
Ø  Keragaman lokal
Manusia cenderung membangun literasi dalam konteks lokalnya sebelum memasuki konteks nasional, regional dan global.
Ø  Hubungan global
Salah satu dampak dari adanya teknologo komunikasi taitu semua orang adalah warga dunia dan untuk bersaing ditingkat dunia.
Ø  Kewarganegaraan efektif
Literasi juga bisa membekali manuasia menjadi warga negara yang efektif yakni warga negara yang mampu mengubah diri, menggali potensi diri, dan berkontribusi bagi keluarga, lingkungan dan negara.
Ø  Bahasa inggris ragam dunia
Adanya teknologo komunikasi, tentu memaksa untuk memerlukan bahasa yang bisa diterima oleh semua pihak diseluruh penjuru dunia.
Ø  Masyarakat semiotik
Semiotik adalah ilmu yang membahas tentang tanda-tanda, kode, struktur, dan komunikasi.  Budaya adalah sisem tanda dan untuk menafsirkan tanda manusia terus menguasai literasi semiotik.
Pendidikan bahasa berbass literasi seharusnya dilaksanakn dengan mengikuti tujuh prinsip sebagai berikut:
1.      Literasi adalah kecakapan hidup yang memungkinkan manusia berfungsi maksimal(sebagai anggota masyarakat)
2.      Literasi mencakup kemampuan reseptif dan produktif dalam upaya berwacana secara tertulis maupun lisan.
3.      Literasi adalah kemampuan memecahkan masalah.
4.      Literasi adalah refleksi penguasaan dan apresiasi budaya.
5.      Literasi adalah refleksi(diri)
6.      Literasi adalah hasil kolaborasi
7.      Literasi adalah kegiatan melakukan interpretasi.
Rapor Merah Literasi Anak Negeri
Keikutsen Indonesia dalam p punyapenelitian dunia yang dikenal dengan PIRLS, PISA, dan TIMSS sejak 1999 menjadi bukti bahwa Indonesia mempunyai peran dalam pendidikan di dunia.  Proyek tersebut bertujuan untuk mengukur literasi membaca, matematika, dan ilmu pengetahuan alam.  Pada bab ini, telah dikutip beberapa temuan penting dari PIRLS 2006 yang berkenaan dengan literasi membaca khususnya siswa kelas IV.  Indonesia pun membandingkan posisi siswanya dengan negara peserta lainnya.
Dalam penelitian tersebut, tujuan dari mmbaca meliputi:
a.       Literacy purposes
b.      Informational purposes
Sedangkan prosesnya meliputi interpreting, integrating, dan evaluating.  Berikut adalah temuannya:
1.      Skor prestasi membaca Indonesia adalah 407 (untuk semua siswa).  Angka ini merupakan dibawah rerata negara peserta.  Indonesia menempati urutan ke-5 dari bawah.
2.      Negara yang skornya diatas rerata ditandai oleh pendapatan perkapita dan indeks.
3.      Ditemukan tiga kategori negara berdasarkan perbandingan skor yang sesuai dengan tujuan membaca.
4.      Di Indonesia hanya tercatat 2% siswa yang prestasi membacanya masuk kategori sangat tinggi.
5.      Tercatat 44% orang tua di Indonesia terlibat dalam early hoe litaracy activities.
6.      Sekitar 13% siswa berada dalam kategori high her, 77% kategori medium, dan 10% kategori low her.
7.      Orang tua siswa negara PIRLS 25% lulus universitas, lulus SMA 21%, dan lulusan SMP 31% lulusan SD sebanyak 15%.
Dari ketujuh temuan tersebut, kita dapat menarik pelajaran, yaitu:
·         Tingkat literasi siswa-siswa yang ada di Indonesia cukup jauh tertinggal dengan ngara lain.  Secara tidak langsung berarti pendidikan nasional kita belum mampu untuk menciptakan warga negara yang literat yang mampu bersaing dengan negara lain.  Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti pendapatan nasional perkapita, pendidikan orang tua, fasilitas belajarnya, durasi belajar di sekolah dan sebagainya.  Manusia literat merupakan SDM yang berperan penting dalam membangun bangsa.  Pendidikan literasi adalah investasi jangka panjang untuk membentu pribadi yang literat dan menjamin kehidupan sosial ekonomi yang lebih baik.
·         Dalam laporan PIRLS tidak ditemukan untuk skor prestasi menulis, yang menyebabkan kita tidak mengetahui bukti korelasi antara skor membaca dan skor menulis.  Prestasi menulis seseorang sangat tergantung pada kemampuan membacanya.  Tanpa membaca dalam porsi yang cukup banyak, tidak menjamin seseorang tersebut bisa menulis.  Bagaimana dengan orang yang jarang membaca, yang rajin membaca saja belum tentu bisa menjadi penulis. 
·         Ternyata ilmuwan lebih banyak dari pada jumlah dari penulis.  Sampai dengan 2003, Indonesia setiap 3 tahun memproduksi 6000 buku, jauh dibanding dengan negara India yang menempati posisi ketiga setelah Amerika Serikat dan Inggris.  Sementara itu, tercatat 231.786 orang dosen di Direktorat Jendral Pendidikan.  Bila setiap dosen menjalankan kewajibannya menulis sebuah buku dalam setiap tiga tahun, maka hasilnya akan bisa mengimbangi negara India.
·         Persoalan Indonesia seputar literasi merupakan potret besar dalam skala internasional.  Dalam laporan seprti ini tidak akan ditemukan penyebab yang spesifik dan realisasi pengajaran literasi di sekola-sekolah.  Di dalam ruang lingkup sekolah misalnya, kita harus mengetahui terlebih dahulu pemahaman guru mengenai literasi dan penguasaan teknik pengajaran.  Pengajaran literasi harus diseimbangkan dengan keadaan sosialnya seperti suasana rumah, suasana sekolah, suasana  masyarakatnya secara keseluruhan.  Ujung tombak dari pendidikan literasi adalah guru dengan langkah-langkah profesionalnya yang tercantum dalam 6 hal:
1.      Komitmen profesional
2.      Komitmen etis
3.      Strategi analitis
4.      Etika diri
5.      Pengetahuan bidang studi
6.      Ketrampilan literasi dan numerasi
Implementasi
Berdasarkan pemaparan diatas, orang literat adalah orang yang terdidik dan berbudaya.  Rekayasa literasi adalah upaya yang disengaja untuk menjadikan manusia terdidik dan berbudaya lewat pengusaan bahasa secara optimal.  Pengusaan bahasa adalah pintu masuk menuju ke pendidikan dan pembudayaan.  Lembaga pendidikan formal atau sekolah merupakan situs pertama untuk membangun literasi dibawah naungan pemerintah dan menggunakan dana publik.  Kegiatan literasi dalam keluarga dan dalam masyarakat berkontribusi pada tingkat literasi seperti yang telah dibahas pada bab 6 ini literasi merupakan kemampuan membaca dan menulis.  Dengan demikian, rekayasa literasi mengandung arti merekayasa pengajaran mebaca dan menulis dengan memperhatikan 4 dimensi.
Pengajaran bahasa yang meliputi membaca-menulis harus ditempatkan pada keempat dimensi. Pengajaran bahasa dapat dikategorikan baik apabila bisa menghasilkan orang literat yang mampu menggunakan keempat dimensi ini secara bersamaan dan seimbang, aktif dan terintegrasi, menggunakan bahasa secara efektif dan efisien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic