We are simple, but no simple impact. Proudly Presents, PBI C 2012. Happy Reading!

Course: Writing and Composition 4

Instructor : Lala Bumela

This website created by : College student from The State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon, The Dapartment of English Education 2012.


widgets

Senin, 24 Februari 2014

Critical Review PENDIDIKAN MERANGKUL SEMUA ASPEK



Kegiatan rutin yang sering dilakukan saya yakni menulis dan membaca. Hal tersebut tidak lepas dari predikat seorang mahasiswa.  Namun tidak sedikit dari mahasiswa yang hanya melakukan kegiatan rutinitas tanpa tau segala sesuatu diluar sana yang mengharuskan mereka menelaah bahkan mengkritisi suatu permasalahan berat dan mencari solusi dengan cara apakah mereka mampu menyelesaikannya.  Dengan cara memberi kritik pedas untuk membangun, atau bahkan dengan kekerasan sekalipun. Oleh karena itu saya mengambil satu judul pembahasan pada tugas kali ini adalah PENDIDIKAN MERANGKUL SEMUA ASPEK DALAM KEHIDUPAN.  Melihat dari beberapa kasus yang ada, sistem pendidikan di negara kita ini masih kurang.  Bukan hanya dari segi pendidikan dasar, tetapi meluas pada ranah budaya, sosial, moral maupun agamanya.  Pembahasan ini bertujuan untuk membangun karakter suatu bangsa terutama dalam budi pekerti luhur para warganya.  Seperti yang telah di utarakan dalam artikel “Classroom Discourse to Foster Religious Harmony” karya Prof. Alwasilah, memang benar bahwa pendidikan dasar itu sangat penting untuk membangun bangsa yang bermoral dan beradab. 
Dalam pendidikan dasar akan diajarkan bagaimana menjadi warga negara yang taat, beretika, beragama, bertoleransi dan bersosialisasi.  Setelah membaca wacana tersebut, dapat di lihat bahwa yang paling dominan dalam permasalahan tersebut ialah pendekatan pendidikan dasar beragama.  Saya menemukan kunci utama yang tertera dalam wacana tersebut yakni Pentingnya pendidikan dasar, Konflik sosial antar pemeluk Agama, Konflik antar etnis, Pentingnya menciptakan warga negara yang beradab, dan Pentingnya peran seorang guru. Dari kata kunci tersebut kita akan mengetahui faktor apa saja yang memicu terjadinya konflik ataupun ketidakseimbangan kualitas manusia tanpa adanya pendidikan agama, moral, dan etika.
Merangkum isi wacana “Classroom Discourse to Foster Religious Harmony” karya Prof. Alwasilah, bahwa jika ingin melihat kualitas suatu bangsa cukup dengan melihat praktek sistem pendidikannya.  Memiliki tujuan pendidikan dasar untuk memberikan siswa dengan keterampilan dasar untuk mengembangkan kehidupan mereka sebagai individu, anggota masyarakat dan warga negara.  kurangnya rasa hormat dan kepekaan terhadap orang lain dari kelompok yang berbeda sehingga timbul radikalisme di indonesia, ini adalah indikasi dari penyakit sosial.  Konflik sosial dan ketidakharmonisan agama khususnya merupakan tantangan bagi pendidik dalam melakukan yang terbaik untuk mempersiapkan generasi berikutnya sebagai warga negara yang demokratis dengan karakter yang baik sebagaimana diatur dalam UU Sisdiknas.  Untuk mewujudkan tujuan ini, kerukunan umat beragama harus dikembangkan di sekolah pada awal usia mungkin.  Dalam konteks sekolah , itu adalah hubungan ini di mana rekan-rekan menghormati , membantu , berbagi , dan umumnya sopan terhadap satu sama lain . Konsep interaksi dengan rekan sebaya adalah komponen penting dalam teori pembangunan sosial ( Rubin , 2009). 
a.       Pada pendidikan formal, siswa memasuki dunia di mana kemampuan untuk menjaga hubungan baik sangat penting untuk keberhasilan individu. Sebaliknya, ketidakmampuan untuk menjaga hubungan baik dapat merugikan individu dan dapat menyebabkan tingkat tertentu konflik sosial dalam suatu masyarakat tertentu .  Bentuk-bentuk radikalisme telah mengganggu kohesi sosial dan dapat menghasilkan saling tidak percaya di antara kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat.  Kasus bunuh diri, pemboman gereja di Surakarta , mungkin ( mudah-mudahan tidak ) menyebabkan dendam dan serangan serupa terhadap masjid.  Ini bisa meningkat menjadi ketidakharmonisan agama besar.
b.      Sebuah laporan penelitian oleh Apriliaswati ( 2011) menyimpulkan bahwa Interaksi rekan dalam studi sosial , kelas Indonesia dan Pancasila tidak perilaku mengganggu jika guru mengelola secara efektif.  Disarankan agar  interaksi sebaya harus dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan rutin kelas.  Siswa harus diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan satu sama lain melalui tugas-tugas kelompok untuk berlatih mendengarkan penuh perhatian , berdebat hormat dan suara mengorbankan untuk mempersiapkan mereka untuk hidup sebagai anggota fungsional dari masyarakat yang demokratis.  Studi Aprilliaswati mengajarkan kepada kita bahwa pendidikan harus mengembangkan tidak hanya penalaran ilmiah, tetapi juga wacana sipil positif.  Penalaran ilmiah sangat diperlukan dalam mengembangkan warga intelektual, sedangkan kompetensi wacana sipil sangat penting untuk menciptakan warga negara yang beradab.
c.       Ketika politisi dan birokrat gagal untuk mendidik masyarakat , sekolah harus dikembalikan dan diberdayakan untuk berfungsi secara maksimal.  Guru SD harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendorong pengalaman bermakna yaitu interaksi dengan siswa lain dari agama yang berbeda, etnis dan dari kelompok-kelompok sosial yang berbeda.
Teks tersebut bertujuan untuk memberikan informasi mengenai isu yang kerap terjadi di negara kita ini, dan mengajak para pembaca untuk lebih peka terhadap kasus yang ada.  Apalagi ini adalah kasus yang melibatkan antar kelompok beragama.  Seharusnya perbedaan tersebut bukan menjadi suatu permasalahan, melainkan jadi tiang untuk memperkokoh tali persaudaraan antar warga negara yang menjunjung tinggi nilai pancasila.
Dari permasalahan yang ada, maka akan saya kembangkan lima isue penting yang terdapat dalam wacana tersebut, yakni Pentingnya pendidikan dasar, Konflik sosial antar pemeluk Agama, Konflik antar etnis, Pentingnya menciptakan warga negara yang beradab, dan pentingnya seorang guru.
1.     Pentingnya Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar adalah sarana penunjang utama untuk membangun kualitas manusia dalam Beragama, Bersosialisasi, Berkewarganegaraan, maupun Politik.
Penjelasan diatas termasuk dasar pendidikan yang dapat dilihat dari berbagai segi dibawah ini:
  • Religius : Merupakan elemen atau dasar pendidikan yang paling pokok, disini ditanamkan nilai nilai agama islam (iman, akidah dan akhlak)  sebagai suatu pondasi   yang kokoh dalam pendidikan
  • Ideologis :  Yaitu mengacu kepada ideologi bangsa kita yakni pancasila dan berdasarkan kepada UUD 1945. Intinya adalah untuk mencerdaskan kehidupa bangsa.
  • Ekonomis : Pendidikan bisa dijadikan sebagai suatu langkah untuk mendapatkan kehidupan yang layak dan keluar dari segala bentuk kebodohan dan kemiskinan.
  • Politis: Lebih mengacu kepada suasana politik yang berlansung.
  • Teknologis : Dunia telah mengalami eksplosit ilmu pengetahuan dan teknologi. Bisa dikatakan teknologi sangat memiliki peran dalam kemajuan dunia pendidikan.
  • Psikologis dan Pedagogis: Tugas pendidikan sekolah yang utama adalah mengajarkan bagaimana cara belajar, mendidik kejiwaan, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar terus-menerus sepanjang hidupnya dan memberikan keterampilan kepada peserta didik, mengembangkan daya adaptasi yang besar dalam diri peserta didik.
  • Sosial  budaya: Mengacu kepada hubungan antara individu dengan individu lainnya dalam suatu lingkungan atau masyarakat. Begitu juga hal nya dengan budaya, budaya masyarakat sangat berperan dalam proses pendidikan, karena budaya identik dengan adat dan kebiasaan. Apabila sosial budaya seseorang itu berjalan baik maka pendidikan akan mudah dicapai.
Pendidikan dasar memang wajib ditanamkan pada anak-anak usia dini. Berawal dari pendidikan yang di ajarkan oleh orang tua, yakni bagaimana cara berbicara, berperilaku, dan beribadah dengan baik.  Walau bagaimanapun faktor paling utama adalah keluarga, lalu menuju ranah pendidikan tahap satu diluar lingkungan keluarga yakni Sekolah Dasar.  Disanalah mereka memulai berinteraksi dengan berbagai perbedaan yang ada.  Bahasa daerah yang berbeda, sifat yang berbeda, bahkan karakter yang berbeda.  Keadaan tersebut mengakibatkan terjadinya konflik yang berujung pada permusuhan diantara teman.  Contohnya perbedaan keinginan untuk bermain ketika jam istirahat, maupun adanya jarak pertemanan (biasa disebut dengan genk).  Kelompok A biasa bermain dengan kelompok A, begitupun dengan kelompok B.
Lanjut pada ranah pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), banyak sekali kasus yang melibatkan siswa Sekolah Menengah Pertama.  Seperti tersebarnya video asusila siswa di salah satu SMP Negeri di Jakarta.  Ini contoh bergesernya moral bangsa serta agama para siswa.  Kasus tersebut dikembalikan lagi pada orang tua dan guru untuk merubah.  Selain itu etika dan sopan santun para siswa di sekolah juga kurang mencerminkan seorang pelajar seperti berkelahi dengan sesama teman, bahkan melawan guru apabila diberi peringatan.
Apabila lihat pada ranah pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) akan sangat terlihat sekali bahwa mereka tidak pernah lepas dari konflik.  Baik itu antar teman sekolah, bahkan kelompok lain yang berada diluar lingkungan sekolah.  Seperti permasalahan yang terjadi antara siswa sekolah A dengan salah satu siswa sekolah B, maka akan memicu terjadinya konflik antar kelompok, lalu ada juga konflik luar antar umat beragama.  Walaupun permasalahan individu, tetapi menimbulkan permasalahan kelompok karena adanya rasa solidaritas sesama kawan walaupun penyelesaiannya bukan dengan cara dingin.  Disinilah peran serta tenaga pendidik harus lebih ekstra untuk membentuk kembali pribadi anak bangsa.
“Tujuan pendidikan tersebut terdapat dalam UU No 2 Tahun 1985 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya yaitu yang beriman dan dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan kerampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan berbangsa”.
Nilai-nilai tersebut adalah penunjang untuk menjadikan para manusia yang baik.  Bukan hanya untuk diri sendiri melainkan untuk bangsa serta agamanya.  Karena ini hidup bermasyarakakat,  apabila mampu menyetarakan dengan rujukan tersebut, kita sudah berhasil meminimalisir keadaan negara kita ini yang erat dengan konflik antar umat beragama, etnis, maupun keompok lainnya.
“Dasar pendidikan memang pondasi atau landasan yang kokoh bagi setiap masyarakat untuk dapat melakukan perubahan sikap dan tata laku dengan cara berlatih dan belajar dan tidak terbatas pada lingkungan sekolah, sehingga meskipun sudah selesai sekolah akan tetap belajar apa-apa yang tidak ditemui di sekolah. Hal ini lebih penting dikedepankan supaya tidak menjadi masyarakat berpendidikan yang tidak punya dasar pendidikan sehingga tidak mencapai kesempurnaan hidup. Apabila kesempurnaan hidup tidak tercapai berarti pendidikan belum membuahkan hasil yang menggembirakan”.

2.      Konflik Sosial Antar Pemeluk Agama
Di negara kita ini banyak sekali keanekaragaman.  Selain keanekaragaman hayati, ada juga  keanekaragaman budaya, suku bangsa, bahasa, serta agama.  Berbicara mengenai agama, di Indonesia memiliki empat agama berbeda yang diakui.  Antara lain Islam, kristen, hindu, dan budha.  Dari berbagai jenis perbedaan yang ada, maka indonesia ini menjunjung tinggi semboyan Bhineka Tunggal Ika yang mempunyai makna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap satu kesatuan.
Melihat dari banyaknya konflik sosial di indonesia yang melibatkan antar umat beragama, sangat prihatin sekali. Contohnya Kasus Perusakan Tempat Ibadah dan Fasilitas Publik, Kasus perusakan tempat ibadah merupakan kasus klasik yang terjadi antara umat Islam dan Kristen.  Padahal seharusnya umat beragama bisa rukun tanpa ada permusuhan, karena dalam Undang-undang dasar 45 juga tertera “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.”

3.      Konflik Antar Etnis
Konflik antar etnis sering dijumpai di negara kita ini karena banyak nya perbedaan suku, semakin rentan pula konflik yang terjadi.  Namun mirisnya justru konflik antar etnis pelajar dan mahasiswalah yang paling sering terjadi di indonesia. Ini akan berpengaruh terhadap pengendalian sosial pada tiap kelompoknya.  Dapat dilakukan oleh suatu kelompok terhadap kelompok lainnya atau oleh suatu kelompok terhadap individu.  Namun permasalahan tersebut bisa dikendalikan.
Banyak sekali bentuk-bentuk pengendalian sosial yang dilakukan oleh masyarakat, yakni:
Gosip
Gosip sering juga diistilahkan dengan desas-desus. Gosip merupakan memperbincangkan perilaku negatif yang dilakukan oleh seseorang tanpa didukung oleh fakta yang jelas. Gosip tidak dapat diketahui secara terbuka, terlebih-lebih oleh orang yang merupakan objek gosip. Namun demikian gosip dapat menyebar dari mulut ke mulut sehingga hampir seluruh anggota masyarakat tahu dan terlibat dalam gosip. Ini akan menimbulkan konflik antar individu maupun kelompok.  Namun biasanya ada pihak lain yang menengahi sehingga konflik tersebut dapat terkontrol.
Teguran
Teguran biasanya dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap seseorang atau sekelompok orang yang dianggap melanggar etika dan/atau mengganggu kenyamanan warga masyarakat. Teguran merupakan kritik sosial yang dilakukan secara langsung dan terbuka sehingga yang bersangkutan segera menyadari kekeliruan yang telah diperbuat. Di dalam tradisi masyarakat kita teguran merupakan suatu hal yang tidak aneh lagi. Misalnya teguran terhadap sekelompok pemuda yang begadang sampai larut malam sambil membuat kegaduhan yang mengganggu ketentraman warga yang sedang tidur, teguran yang dilakukan oleh guru kepada pelajar yang sering meninggalkan pelajaran, dan lain sebagainya.
Sanksi/Hukuman
Pada dasarnya sanksi atau hukuman merupakan imbalan yang bersifat negatif yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang yang dianggap telah melakukan perilaku menyimpang. Misalnya pemecatan yang dilakukan terhadap polisi yang terbukti telah mengkonsumsi dan mengedarkan narkoba, dan lain sebagainya. Adapun manfaat dari sanksi atau hukuman antara lain adalah: (a) untuk menyadarkan seseorang atau sekelompok orang terhadap penyimpangan yang telah dilakukan sehingga tidak akan mengulanginya lagi, dan (b) sebagai peringatan kepada warga masyarakat lain agar tidak melakukan penyimpangan.
Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar mencapai taraf kedewasaan. Melalui pendidikanlah seseorang mengetahui, memahami, dan sekaligus mempraktekkan sistem nilai dan sistem norma yang berlaku di tengah-tengah masyarakat.
Agama
Agama mengajarkan kepada seluruh umat manusia untuk menjaga hubungan baik antara manusia dengan sesama manusia, antara manusia dengan makhluk lain, dan antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan yang baik dapat dibina dengan cara menjalankan segala perintah Tuhan dan sekaligus menjauhi segala larangan-Nya. Melalui agama ditanamkan keyakinan bahwa melaksanakan perintah Tuhan merupakan perbuatan baik yang akan mendatangkan pahala. Sebaliknya, melanggar larangan Tuhan merupakan perbuatan dosa yang akan mendatangkan siksa. Dengan keyakinan seperti ini, maka agama memegang peranan yang sangat penting dalam mengontrol perilaku kehidupan manusia.

4.      Menciptakan Warga Negara yang Beradab dengan Pembentukkan Karakter
Pada zaman sekarang anak-anak banyak yang diikutkan les oleh orang tuanya di luar jam sekolah, seperti les matematika, les bahasa inggris dan sebagainya. Sebagai seorang anak, tentu tidak akan menolak permintaan orang tuanya itu karena biasanya orang tua akan beralasan agar anaknya dapat menjadi juara dan yang terbaik di sekolahnya.
pendidikan karakter bagi seseorang sangat penting karena merupakan dasar untuk menghasilkan warga negara Indonesia yang berkualitas bagi bangsanya dengan tidak meninggalkan nilai-nilai luhur bangsa yang sudah dilestarikan sejak dahulu sehingga akan menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang beradab.
Pendidikan karakter dapat ditanamkan semenjak usia dini melalui lingkungan keluarga. Peran serta orang tua sangat dominan untuk menanamkan karakter kepada anakanya. Selain itu, di sekolah juga sudah ada mata pelajaran yang berkaitan dengan pengetahuan karakter, seperti Pendidikan Kewarganegaraan dan Pendidikan Agama.  Peran serta masyarakat di sekitar tempat tinggalnya juga penting untuk menanamkan pendidikan karakter.
“Dengan pendidikan karakter ini akan menciptakan warga negara yang beradab, karena sudah tercatat dalam pendidikan karakter menurut Diknas yakni akan menanamkan sikap Religius,jujur, toleransi, disiplin, kerjakeras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tau, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab”.
Bukti paparan diatas menunjukkan bahwa pendidikan religius, toleransi, bersahabat, peduli sosial, dan tanggung jawab berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam wacana karya Prof. Alwasilah.

5.      Pentingnya Peran Seorang Guru
Guru adalah sebuah profesi yang dapat merubah kualitas manusia menjadi manusia yang cerdas. Sebenarnya tidak cukup hanya itu, menurut saya peran guru yang paling utama adalah sebagai pendidik, pengajar, dan pembimbing.  Guru sebagai pendidik yakni mereka akan menjadi panutan para siswanya ketika dalam lingkungan sekolah.  Contoh kecilnya dalam berpakaian dan bereperilaku. Guru sebagai pengajar yakni memberikan pembelajaran pada peserta didik untuk menjadikan siswa yang terampil, aktif,kreatif dan inofatif.  Guru sebagai pembimbing yakni membimbing siswanya tidak hanya dengan pembekalan materi saja, tapi dengan pembekalan moral, spiritual, maupun emosional.  Dari ketiga peran tersebut, yang paling dominan dan berperan untuk menetralisir kasus seperti yang tertera dalam wacana karya Prof. Alwasilah ialah guru sebagai pembimbing. Mengapa ? Karena kehidupan bermasyarakat itu sangat rentan dengan perbedaan.  Peran pembimbing ini sangat penting sekali.  Oleh karena itu, guru juga harus mampu mengajarkan siswanya bagaimana bertoleransi antar umat beragama, berkomunikasi, dan berperilaku baik dengan kawan sebayanya.
“Menurut Sardiman (1992), peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai Informator, Organisator, Motivator, Pengarah/Direktor, Inisiator, Transmiter, Fasilitator, Mediator, dan Evaluator. Sedangkan Pullias dan Young, Manan, Yelon dan Weinstein seperti yang dikutip oleh E. Mulyasa (2007), mengatakan bahwa peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai Pendidik, Pengajar, Pembimbing, Pelatih, Penasehat, Pembaharu (Inovator), Model dan Teladan, Pribadi, Peneliti, Pendorong Kretivitas, Pembangkit Pandangan, Pekerja Rutin, Pemindah Kemah, Pembawa Cerita, Aktor, Emansipator, Emansipator, Pengawet, dan sebagai Kulminaor.”

Kesimpulannya, dari wacana yang di tulis oleh Prof. alwasilah tersebut saya menarik lima poin penting antara lain pentingnya pendidikan dasar, Konflik sosial antar pemeluk Agama, Konflik antar etnis, Pentingnya menciptakan warga negara yang beradab, dan Berbagai masalah sosial lain yang menimbulkan konflik.
Ø  Pendidikan dasar adalah sarana penunjang utama untuk membangun kualitas manusia dalam Beragama, Bersosialisasi, Berkewarganegaraan, maupun Politik.  Pendidikan dasar memang wajib ditanamkan pada anak-anak usia dini. Berawal dari pendidikan yang di ajarkan oleh orang tua, yakni bagaimana cara berbicara, berperilaku, dan beribadah dengan baik.  Walau bagaimanapun faktor paling utama adalah keluarga, lalu menuju ranah pendidikan tahap satu diluar lingkungan keluarga yakni Sekolah Dasar.  Disanalah mereka memulai berinteraksi dengan berbagai perbedaan yang ada.  Bahasa daerah yang berbeda, sifat yang berbeda, bahkan karakter yang berbeda.
Ø  Konflik sosial antar pemeluk Agama di negara kita ini banyak sekali keanekaragaman.  Selain keanekaragaman hayati, ada juga  keanekaragaman budaya, suku bangsa, bahasa, serta agama.  Berbicara mengenai agama, di Indonesia memiliki empat agama berbeda yang diakui.  Antara lain Islam, kristen, hindu, dan budha.  Dari berbagai jenis perbedaan yang ada, maka indonesia ini menjunjung tinggi semboyan Bhineka Tunggal Ika yang mempunyai makna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap satu kesatuan.
Ø  Konflik antar etnis sering dijumpai di negara kita ini karena banyak nya perbedaan suku, semakin rentan pula konflik yang terjadi.  Namun mirisnya justru konflik antar etnis pelajar dan mahasiswalah yang paling sering terjadi di indonesia.  Ini akan berpengaruh terhadap pengendalian sosial pada tiap kelompoknya.  Dapat dilakukan oleh suatu kelompok terhadap kelompok lainnya atau oleh suatu kelompok terhadap individu. 
Ø  pendidikan karakter bagi seseorang sangat penting karena merupakan dasar untuk menghasilkan warga negara Indonesia yang berkualitas bagi bangsanya dengan tidak meninggalkan nilai-nilai luhur bangsa yang sudah dilestarikan sejak dahulu sehingga akan menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang beradab.
Ø  Guru sebagai pembimbing yakni membimbing siswanya tidak hanya dengan pembekalan materi saja, tapi dengan pembekalan moral, spiritual, maupun emosional.  Dari ketiga peran tersebut, yang paling dominan dan berperan untuk menetralisir kasus seperti yang tertera dalam wacana karya Prof. Alwasilah ialah guru sebagai pembimbing.  Mengapa ?  Karena kehidupan bermasyarakat itu sangat rentan dengan perbedaan.  Peran pembimbing ini sangat penting sekali.  Oleh karena itu, guru juga harus mampu mengajarkan siswanya bagaimana bertoleransi antar umat beragama, berkomunikasi, dan berperilaku baik dengan kawan sebayanya.
Sementara untuk isi dari wacana Prof. Alwasilah tidak terlalu membuat pembaca bingung, karena topik dan isue nya disuguhkan dengan jelas.  Sehingga pembaca mampu mengetahui garis besar dari permasalahan yang dibahas.  Hanya saja mungkin kurang begitu banyak memberikan contoh, apalagi isue nya adalah kurangnya pendidikan dasar dan toleransi masyarakat dalam beragama.  Kemudian organisasi kebahasaannya juga cukup bisa difahami.

Referensi :
(2).  UU No 2 Tahun 1985
(3).  H. Fuad Ihsan, Dasar – Dasar Kependidikan.Bandung:  Rineka Cipta,2003. h 27
(4).  UUD 1945 Pasal 29

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a space for comment and critic