Puncak writing masih jauh dari pandangan
mahasiswa, namun tak terasa bukit pertama sebentar lagi akan terlewati. Ini semua merupakan ujian bagi semua
mahasiswa sebagai pendaki agar sampai dan dapat menginjakan kaki di
puncak. Semuanya tidaklah mudah, masih
banyak bukit-bukit yang sudah menunggu untuk dilewati. Endurance atau ketahaan pendaki menjadi kunci
kesuksesan. Tidak heran apabila bukit
pertama merupakan ujian ketahanan itu sendiri.
Ketika endurance para mahasiswa dapat bertahan dan mengantarkannya
melawati bukit pertama, maka itu merupakan tanda kesiapan menghadapi tantangan
selanjutnya.
Satu hal sederhana yang harus dikuasai
oleh mahasiswa dalam mempelajari writing adalah cara untuk memahami teks
itu. Writing adalah kegiatan
menulis. Namun bahan isi dari kegiatan
menulis tersebut didapat dari proses membaca teks-teks yang berperan sebagai
gizi bacaan dalam menulis. Maka dari itu
pemahaman teks sangat dianjurkan bagi setiap mahasiswa.
Satu hal yang harus dilakukan sebelum
proses pemahaman dilakukan. Hal tersebut
adalah cara pembaca mendekati teks.
Sederhananya pembaca harus memiliki tujuan sebelum membaca mengenai
informasi apa yang ingin didapatkan.
Pembaca akan membuang waktu secara percuma ketika dia hanya membaca
tanpa adanya tujuan. Jadi, membacalah
dengan tujuan yang jelas. Ketika keadaan
sudah demikian maka hal selanjutnya adalah membaca dengan seksama dan mencari
informasi tujuan tersebut.
Selain itu masih ada beberapa hal yang
harus dipahami betul oleh pembaca sebelum membaca tentunya. Jadilah pembaca yang aktif. Arti dari kata aktif disini adalah mencari
jawaban 5W1H dari teks bacaan, yang secara otomatis teks tersebut akan menjawab
melalui susunan dan rangkaian kata dalam teks.
Alangkah lebih baiknya jika mahasiswa mempunyai hak milik atas bahan
bacaan tersebut. Dengan kata lain buku
yang dibaca adalah kepunyaan sendiri.
Jika keadaan demikian maka akan lebih mudah karena dapat melibatkan
indera. Seperti contoh penggunaan
stabilo dalam teks. Mungkin kuno, tapi
itu adalah pembantu yang berperan penting dalam memahami teks. Membaca keras pun dapat menjadi salah satu
cara, meskipun setiap orang memiliki type of learner yang berbeda namun tidak
salah jika dicoba terlebih dahulu.
Mungkin cara-cara memahami teks yang
belum teraplikasikan dengan baik merupakan masalah utama bagi mahasiswa. Bukti nyata adalah ketika mencari inti dari
permasalahan dalam teks yang berjudul “Rekayasa Literasi”. Hanya dua mahasiswa yang mampu mendapatkan
inti dari teks tersebut dengan menyebutkan masalah yang terdapat dalam
pendidikan Indonesia. Masalah tersebut
adalah teknik pengajaran literasi yang salah.
Hal inilah yang menyebabkan Indonesai tertinggal jauh dari negara-negara
lain dalam bidang pendidikan.
Namun mengeluh tidak akan menjawab semua
masalah tersebut. Memperbaiki diri dari
satu pertemuan ke pertemuan yang lainnya merupakan tindakan yang paling masuk
akal untuk dilakukan segera. Alasan
utamanya adalah dikarenakan ekspektasi tinggi yang diletakan pada setiap pundak
mahasiswa dalam langkah meningkatkan literasi di Indonesia. Mahasiswa dianggap sebagai multilingual
learners yang merupakan seseorang ahli menulis baik dalam bahasa pertamanya
ataupun bahasa keduanya, yaitu Indonesia dan Inggris. Langkah-langkah yang dilakukan ini akan
berujung pada hasil yang diharapkan dapat diraih oleh institute itu
sendiri. Center of excellent, itulah
finish linenya.
Keadaan dimana banyak terdapat para
orang intelektual berdatangan untuk melakukan penelitian dan juga pertukaran
peserta didik merupakan arti dari istilah center of excellent. Literasi yang diajarkan dalam writing ini
berperan sebagai kunci untuk mewujudkan semua itu. Writing hanya berusaha menunjukan kepada
dunia bahwa ada sesuatu yang berkualitas disini. Namun keberhasilan tersimpan dalam tangan
setiap mahasiswa. Mahasiswa adalah
aktornya.
Untuk memahami teks pembaca harus
mempunyai tujuan terlebih dahulu sebagaimana penjelasan di atas. Sama halnya dengan langkah menjadikan institute
center of excellent, para peserta didik harus mengetahui dimana kunci untuk
membuka pintu kesuksesannya. Pintu
tersebut adalah menulis akademik dengan baik dan benar.
Setidaknya terdapat lima unsur yang
harus dipahami betul pengaplikasiannya dalam sebuah karya tulis akademik. Kelima unsur tersebut adalah cohesion,
clarity, logical order, consistency, dan unity.
Cohesion merupakan kesinambungan kalimat satu dengan yang lainnya dan
paragraph dengan paragraf yang lainnya.
Lalu, clarity adalah cara penyampaian dalam teks harus memiliki
kejelasan yang mempuni. Di dalam
akademik writing penjelasan bukan hanya menjelaskan sesuatu tanpa sebuah
aturan, logical order adalah pedomannya.
Logical order merupakan perpindahan penjelasan dari umum menuju lebih
spesifik. Consistency adalah kewajiban
penulis untuk bisa konsisten dalam penulisannya, khususnya gaya penulisan yang
harus tidak berubah-ubah. Terakhir
adalah unity kesatuan dalam teks yang tidak langsung menuju topik dalam sebuah
paragraph. Selanjutnya mahasiswa akan
dihadapkan dengan critical review. Itu
merupakan rintangan berikutnya yang agak berbau academic writing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a space for comment and critic